Selanjutnya, Pj Gubernur mengungkapkan 3 (tiga) komoditas penyumbang angka IPH di Sultra yakni beras, daging ayam ras, dan telur ayam ras.
"Kita akan intens menyikapi fenomena deflasi ini, jangan sampai berpengaruh terhadap produsen. Kita akan pantau terus harga di lapangan," kata Andap.
Baca Juga:
Dinkopdag Temanggung Gelar Operasi Pasar Minyak Goreng di Tiga Pasar Tradisional
Dalam keterangannya, Andap menjelaskan IPH tertinggi minggu keempat di Sultra terjadi di Kabupaten Muna Barat sebesar 0,96 sedangkan Kabupaten dengan IPH terendah berada di Kabupaten Muna yang alami deflasi sebesar -4,49 yang disebabkan penurunan harga beras, daging ayam ras, dan daging sapi.
Selain itu, Pj Gubernur juga menyampaikan mengenai kesiapan para bupati/wali kota dan kepala perangkat daerah mengingat prakiraan BMKG bahwa Sultra sebagai salah satu provinsi yang akan menghadapi kekeringan pada 2024 sebagaimana surat edaran yang dikeluarkan oleh BMKG RI.
"Kita harus waspada dan perlu melakukan langkah sejak dini menyikapi info kekeringan tahun 2024 dari BMKG dengan memitigasi risikonya agar tidak terjadi lonjakan harga pada pangan yang berimbas pada angka inflasi. Isu pangan akan menjadi hal yang sangat strategis dan fundamental.
Baca Juga:
Kemendagri Apresiasi Kinerja Penjabat Bupati Gorontalo Utara
Perlu diinformasikan juga kepada masyarakat bahwa saat ini Pemprov Sultra memiliki stok Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) berupa beras sebanyak 183,82 ton yang akan digunakan ketika kondisi darurat, di mana pada tahun ini akan ada penambahan CPP Provinsi sebanyak 88 ton," katanya.
[Redaktur: Sutrisno Simorangkir]