Hal tersebut perlu diperhatikan dengan serius oleh masyarakat mengingat keberadaan kimi hampir atau terancam punah.
Katanya, terdapat 10 jenis kima yang terdata di dunia saat ini, pada tahun 2011 silam ditemukan kima yang mempunyai spesifikasi berbeda dengan spesies di Labengki.
Baca Juga:
Pengacara Beberkan, Guru Supriyani Diminta Puluhan Juta Sudah Bayar Rp2 Juta
Jenis ini biasa disebut kimaboe atau kima air, walau memang berada di Labengki, tetapi konservasinya berada di Toli-Toli.
"Konservasi dibagi menjadi dua yaitu In Situ dan Ex Situ," ujar Ketua Tim Konservasi Kima, Habib Nadjar Buduha.
In Situ adalah konservasi tempat atau konservasi sumber daya genetik pada populasi alami tumbuhan ataupun satwa pada habitat aslinya yang berada Labengki.
Baca Juga:
Kasus Guru SD Vs Keluarga Polisi Konowe Selatan, Propam Polda Sultra Turun Tangan
Ex Situ adalah bentuk konservasi flora, fauna dan ekosistem di habitat yang berbeda seperti saat ini berada di Desa Toli-Toli.
Konservasi dipilih di luar dari habitatnya, karena masyarakat lebih bisa mempelajari kima. Jika dipilih di Labengki akses menuju ke sana terlalu jauh.
Sehingga edukasi bisa lebih insentif lagi jika dilakukan di Desa Toli-Toli, karena melihat aksesnya lebih mudah.