SULTRA.WAHANANEWS.CO, Kendari - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara (Sultra), mencatat sebanyak 172 bangunan terdampak gempa bumi di wilayah tersebut.
Kepala BPBD Kolaka Utara Dewa Made Ratmawan saat dihubungi di Kendari, Senin (3/2/2025), mengatakan 172 bangunan yang terdampak tersebut terdiri dari rumah warga, bangunan kesehatan, bangunan sekolah, dan bangunan Pemerintahan Kabupaten (Pemkab) Kolaka Timur.
Baca Juga:
Tsunami Setinggi 1 Meter Terdeteksi di Jepang Setelah Gempa Magnitudo 6,9
Ia menyampaikan rincian bangunan-bangunan yang terdampak itu antara lain 157 bangunan rumah warga dengan jumlah tiga unit rusak berat di Kecamatan Mowewe dan Kecamatan Lalolae.
"Dua di Mowewe, satu di Lalolae, sisanya itu kategori rusak ringan sampai sedang, karena rata-rata terjadi keretakan dinding bangunan," kata Dewa Made.
Sedangkan untuk bangunan kesehatan terdapat sebanyak empat unit yang terdampak, mulai dari puskesmas hingga rumah sakit, dengan kerusakan yang terdapat retakan pada dinding bangunan. Untuk bangunan negara terdapat tujuh gedung perkantoran hingga rumah jabatan camat yang terdampak.
Baca Juga:
Pemda Koltim Gelar Sosialisasi UU Jasa Konstruksi untuk OPD dan Pengusaha
"Untuk bangunan pendidikan juga ada empat unit, mulai madrasah, pesantren, dan SD," ujarnya.
Berdasarkan situasi tersebut, lanjut dia, Pemkab Kolaka Timur telah mengeluarkan status siaga bencana di daerah tersebut sejak 25 Januari 2025 hingga 30 hari ke depan.
"Siaga bencana sejak tanggal 25 Januari 2025 sampai 30 hari ke depan," sebut Dewa Made.
Sebagai bentuk tindak lanjut dari bencana gempa bumi tersebut, pihaknya juga telah mendirikan posko bencana yang dipusatkan di Kecamatan Lalolae.
"Kami juga telah membangun tenda-tenda pengungsian untuk masyarakat yang terdampak gempa bumi," ucapnya.
Diketahui, wilayah Kabupaten Kolaka Timur telah dilanda gempa bumi setidaknya 305 sejak 24 Januari hingga 3 Februari 2025, dengan gempa bumi terkuat pada magnitudo 5,1 yang terjadi pada Rabu (29/1).
Gempa bumi tersebut merupakan rangkaian susulan dari gempa pertama pada Jumat (24/1) dengan kekuatan magnitudo 4,9.
[Redaktur: Sutrisno Simorangkir]