WahanaNews-Sultra | Guna mempermudah penerimaan prajurit TNI AD, Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad), Jenderal TNI Dudung Abdurachman akan membentuk Korem 143/Haluoleo sebagai subpanitia daerah (subpanda) di Sulawesi Tenggara.
"Tadi saya sudah bicara dengan Pak Gubernur bahwa Provinsi Sulawesi Tenggara untuk penerimaan tamtama, bintara, dan taruna, nanti Danrem (Komandan Korem 143/Haluoleo) saya jadikan subpanda khusus di sini (Sultra)," kata Dudung di sela-sela kunjungan kerja di Kendari, Sulawesi Tenggara, Sabtu.
Baca Juga:
PLN Icon Plus Hadirkan ICONNEXT, Pameran Futuristik Terbesar di Indonesia
Kasad merasa heran karena putra putri Sulawesi Tenggara, khususnya di Kota Kendari pada tahun 2022 tidak ada yang menjadi Taruna Angkatan Darat sehingga menjadi perhatian.
"Tahun 2022 kok taruna satu pun dari Kota Kendari nggak ada yang lulus, ini pelanggaran, harus ada," tegas dia.
Dia menerangkan ke depan Korem 143/Haluoleo akan menjadi subpanda sehingga dapat melakukan pelaksanaan pengarahan dan penerimaan personel TNI, baik tamtama, bintara maupun perwira.
Baca Juga:
PLN Icon Plus Hadirkan ICONNEXT, Pameran Futuristik Terbesar di Indonesia
Dengan begitu, putra putri Sulawesi Tenggara tidak perlu lagi keluar daerah jika ingin mendaftar menjadi prajurit TNI AD.
"Jadi tamtama, bintara, dan perwira nanti danrem sendiri melapor kepada pangdam. Apalagi dari kabupaten yang kodimnya baru. Itu harus ada prajurit, jika nanti setelah lulus, maka mereka kembalikan lagi ke situ, biar tugas di situ. Kalau bintara boleh nanti langsung masuk babinsa, nanti kita tatar," tutur Kasad.
Kasad menekankan dalam penerimaan prajurit TNI AD harus terhindar dari perilaku nepotisme dan permainan uang.
Ia tidak mempersoalkan masalah seperti tinggi, umur kurang atau lebih sedikit, bahkan gigi rusak bukan menjadi masalah karena dapat dioperasi ketika lulus menjadi TNI.
Selain itu, dia memberikan keringanan atau toleransi bagi putra putri Sulawesi Tenggara yang ingin mendaftar TNI AD karena diharapkan setiap kecamatan di provinsi ini memiliki anggota TNI AD.
"Kita jangan terlalu kaku-kaku amat. Misalnya giginya agak rusak sedikit itu bisa diperbaiki kalau sudah lolos. Toh Kita mau baku tembak bukan mau baku gigit. Misalnya 'pull up'-nya cuma dua terus nggak lulus jangan, toh nanti ketika dididik bisa lari dan 'pull up'," katanya.
Ia mengaku akan menambah jatah alokasi di Sulawesi Tenggara sehingga dapat mempermudah putra putri daerah untuk menjadi prajurit TNI AD. Apalagi daerah ini kekurangan personel.
"Saya tahu masyarakat Sulawesi Tenggara begitu bangga dengan baju loreng, artinya militansinya luar biasa. Saya yakin di sini banyak masyarakat yang ekonominya lemah, ini harus kita bantu sehingga tidak ada manipulasi tentang menggunakan uang dan sebagainya," kata dia.(jef)