Sultra.WahanaNews.co, Kendari - Lokakarya Nasional peringatan 100 tahun Aspal Buton dibuka oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Asrun Lio yang mewakili Pj. Gubernur Sultra di Pasarwajo, Kabupaten Buton, Selasa (14/5/2024).
Dalam kegiatan skala nasional yang bertemakan "Optimalisasi Pengelolaan Aspal Buton sebagai asset Nasional,” tersebut turut dihadiri Henry Rombe Penata Kelola Penanaman Modal Ahli Madya Badan Koordinasi Penanaman Modal pusat, Ilham Budi Sriutomo Subkoordinator Pengembangan Investasi dan Kerjasama Mineral Dit Pembinaan Program Minerba.
Baca Juga:
Pemprov Kaltara dan Pemkab Bulungan Gelar Panen-Tanam Padi Demi Swasembada
Kemudian, Dody Virgo C R Sinaga Koordinator Bidang Mineral Pertambangan dan Geologi Direktorat Sumber Daya Energi Mineral dan Pertambangan Kementerian PPN/BAPPENAS, Madi Hermadi Perekayasa Ahli Madya Perkerasan Jalan Kementerian PU, dan Hado Hasina Pemulia Aspal Seal.
Para bupati walikota maupun yang mewakili, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Kabupaten Buton, para Rektor ataupun yang mewakili, mulai dari Universitas Halu Oleo, Universitas Sulawesi Tenggara, Universitas Dayanu Ikhsanuddin, Universitas Muhammadiyah Buton dan Universitas Muslim Buton.
Sekda Sultra atas nama Pj Gubernur menyampaikan apresiasi atas dedikasi dan kerja keras semua pihak, yang telah berperan aktif, dalam memajukan industri Aspal Buton selama satu abad terakhir.
Baca Juga:
Pemkab Bulungan Kalimantan Utara Gelar Panen Raya dan Tanam Padi Bersama
Menurut Sekda Sultra, sejarah panjang ini menjadi bukti dari nilai strategis dan potensi luar biasa yang dimiliki oleh Aspal Buton bagi kemajuan ekonomi dan pembangunan infrastruktur di Indonesia.
"Peringatan 100 tahun aspal Buton yang mengangkat tema "optimalisasi pengelolaan aspal Buton sebagai aset nasional" sangatlah relevan dengan kondisi saat ini. Kita semua menyadari pentingnya memanfaatkan sumber daya alam secara bijaksana dan berkelanjutan, demi kesejahteraan bersama,” tuturnya.
Sekda Sultra menerangkan, langkah-langkah strategis yang diambil dalam lokakarya tersebut, akan menjadi tonggak penting dalam memastikan bahwa Aspal Buton tidak hanya menjadi sumber daya alam yang berharga, tetapi juga menjadi motor penggerak pembangunan yang inklusif serta berkelanjutan.
“Untuk memastikan pengembangan tambang aspal dilakukan secara holistik, dibutuhkan suatu pendekatan kolaborasi yang mengakomodasi berbagai perspektif dan kepentingan. Oleh karena itu, lokakarya menjadi wadah yang sangat tepat untuk merumuskan kebijakan yang berdampak signifikan bagi kesejahteraan masyarakat,” ucap Sekda Sultra.
Dalam kesempatan itu juga, Sekda Sultra mengungkapkan, jika kunjungan Presiden Joko Widodo ke Kabupaten Buton pada Tahun 2022 lalu, merupakan momen penting bagi pengembangan potensi aspal lokal.
Dia melanjutkan, Bapak Presiden secara tegas menyampaikan untuk mengurangi impor aspal mulai tahun 2024. Arahan ini tidak hanya menunjukkan kepercayaan beliau terhadap potensi aspal lokal, tetapi juga menggambarkan komitmen beliau dalam memajukan ekonomi daerah.
“Walaupun, kami juga menyadari bahwa proses menuju swasembada aspal membutuhkan waktu dan upaya yang sangat besar. Ketergantungan terhadap impor aspal masih menjadi tantangan yang signifikan dalam mencapai swasembada aspal,” katanya.
Sekda Sultra melanjutkan, salah satu faktor utama yang menyebabkan hal tersebut adalah kebijakan yang belum cukup konkret dalam menggantikan impor aspal dengan produksi lokal, khususnya Aspal Buton. Meskipun harga aspal mengalami kenaikan signifikan, namun upaya untuk mengurangi ketergantungan tersebut masih menghadapi hambatan.
Selain itu, hilirisasi industri Aspal Buton juga masih terkendala dalam mencapai perkembangan yang signifikan, dibandingkan dengan sektor hilirisasi pada industri nikel. Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah konkret dan terkoordinasi untuk mengatasi tantangan ini dan mempercepat pencapaian swasembada aspal.
Dukungan Pemprov
Jenderal ASN Pemprov Sultra Asrun Lio mengungkapkan, terkait dukungan Pemprov Sultra terhadap aspal Buton, telah dilakukan regulasi pada e-katalok untuk Provinsi Sultra, dimana khusus untuk aspal Buton sudah masuk sejak tahun 2023. Adapun jenis aspal antar lain aspal Buton butir 5/20, Aspal Buton butir 50/30, Aspal pracampur, Asbuton Murni, hingga CPHMA.
“Terdapat juga kebijakan Pemprov Sultra, diantaranya melalui Perda Provinsi Sultra Nomor 2 Tahun 2016, tentang pemanfaatan Aspal Buton untuk jalan provinsi dan jalan kabupaten/kota.
Selain itu, melalui Keputusan Gubernur Sultra Nomor 412 tahun 2020, tentang penggunaan Aspal Buton untuk jalan provinsi dan jalan kabupaten/kota,” jelasnya.
Disamping itu, terdapat saran yang perlu diperhatikan bagi setiap produsen Aspal Buton, diantaranya harus memiliki sertifikat manajemen mutu dari lembaga terakreditasi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, guna menjamin mutu dari aspal Buton tersebut.
"Dalam menghadapi tantangan impor aspal dan untuk memperkuat kemandirian produksi, kami memberikan beberapa rekomendasi kepada semua pihak terkait, untuk bersatu dalam mencapai swasembada aspal Buton,” pesannya.
[Redaktur: Sutrisno Simorangkir]