Sekarang sepertinya berubah. Kanselir Olaf Scholz telah mengumumkan inti dari posisi Jerman. Berikut pernyataan Scholz di pertemuan Budestag, lembaga perwakilan rakyat tertinggi negara Jerman di Berlin (27/2):
"Anggaran federal 2022 akan menyediakan dana khusus dengan jumlah satu kali sebesar seratus miliar Euro, kita akan menggunakan dana ini untuk investasi yang diperlukan dan proyek pertahanan mulai sekarang. Kita, setiap tahun akan menginvestasikan lebih dari dua persen produk domestik bruto kita untuk pertahanan." Dikutip dari bundesregierung.de.
Baca Juga:
Viral Mantan Polisi di Labuhanbatu Tuding Kapolres Terima Suap, Kasusnya SP3
Ini adalah perubahan kebijakan besar bagi Jerman, rencana mereka adalah untuk membangun kekuatan tempur yang kuat dan modern.
Apa artinya bagi Eropa? Proyeksi kekuatan militer yang lebih besar oleh Berlin, lebih banyak pengaruh Jerman dalam strategi keamanan Eropa, dan bukan hanya Jerman, beberapa negara Eropa telah mengabaikan kebijakan abad ke-20 mereka; Swiss yang selama ini netral, telah bergabung dengan sanksi Uni Eropa terhadap Rusia. Kosovo meminta keanggotaan NATO secepatnya dan ingin segera menjamu tentara AS di tanah mereka. Finlandia dan Swedia meninjau kembali politik non-blok mereka.
Belarus, siap menjadi negara satelit Rusia. Anggota parlemen di Belarus telah menyetujui langkah ini. Dunia akan segera melihat nuklir Rusia di tanah Belarus. Bagi Eropa, ini adalah perubahan besar.
Baca Juga:
Ridwan Kamil Janji Bereskan Masalah Tempat Ibadah dan Jamin Keadilan Sosial di Jakarta
Presiden Ukraina Zelensky membicarakannya minggu lalu. Katanya tirai besi baru jatuh di atas Eropa dan kita tidak tahu tentang tirai itu, tetapi ini garis patahan lama pasti muncul kembali.
Apakah ini berarti perang dingin 2.0 akan segera terilis dengan sendirinya? Belum tentu. Tidak seperti abad terakhir, kali ini Eropa tidak mengemudikan politik global. Asia juga melakukannya sekarang, dan saat ini Asia tampaknya tidak tertarik pada pertarungan Amerika versus Rusia. [kaf]