Namun Beijing sangat berhati-hati, pernyataan mereka sebagian besar telah mendorong Rusia untuk melakngkahkan kaki ke Ukraina, tetapi tindakan mereka menunjukkan keengganan; di dewan keamanan PBB, China abstain, mereka bisa memihak Rusia tapi malah memilih untuk tidak.
Ditambah media pemerintah China berbicara tentang netralitas. Apa yang menjelaskan ambivalensi China ini? Sekali lagi, kepentingan nasional sendiri.
Baca Juga:
Viral Mantan Polisi di Labuhanbatu Tuding Kapolres Terima Suap, Kasusnya SP3
Jika membantu Rusia, China bisa terjebak dalam baku tembak yang meluluhlantahkan rencana ekonomi Belt and Road-nya, perusahaan-perusahaan asal tirai bambu bakal menghadapi sanksi Amerika dan sekutu. Pertanyaannya adalah apakah Xi Jinping ingin mengambil risiko?
Perlu dicatat bahwa perdagangan China dengan Rusia adalah USD 147 miliar, dan perdagangan China dengan barat adalah USD 1,6 triliun. Jika tiba saatnya untuk memilih salah satu, tidak diragukan lagu ke mana China akan menambatkan hati. Ditambah ada batasan untuk apa yang bisa dilakukan China.
Rusia perlu menjual minyak segera tetapi untuk itu Putin membutuhkan infrastruktur seperti jalur pipa baru, dan semua ini membutuhkan waktu, sehingga bantuan China akan bergantung pada kepentingannya sendiri.
Baca Juga:
Ridwan Kamil Janji Bereskan Masalah Tempat Ibadah dan Jamin Keadilan Sosial di Jakarta
Beijing akan kehilangan akses ke pasar barat jika membantu Rusia. Akankah perusahaan mereka menghadapi sanksi sekunder barat? Politik saja tidak serta merta membuat Rusia dengan mudah mendapat bantuan China.
Dan kenyataan ini berlaku untuk semua negara. Bahkan dua sekutu besar Amerika di Asia Barat, UEA dan Israel ragu-ragu. UEA sejauh ini abstain di dewan keamanan PBB dan Israel telah menolak untuk mensponsori resolusi bersama melawan Rusia. Kedua negara adalah sekutu utama AS yang bergantung pada dukungan militer dari Amerika.
Jadi kenapa keduanya hanya duduk di pagar tanpa kejelasan mau berpihak ke mana? Lagi, kepentingan pribadi. Pertama, UEA dan Rusia adalah bagian dari kartel OPEC plus.