Namun demikian, Romadhon mengatakan terkait penyebab listrik padam karena force majeur itu tidak bisa diprediksi.
“Tadi sudah kita jelaskan juga bahwa penyebab listrik padam force majeur, seperti pohon roboh, tiang roboh kaena hujan angin tidak bisa kita prediksi, dan tadi warga Watukarung memahami dan akan membantu PLN untuk membantu melakukan penanganan,”ujarnya.
Baca Juga:
Era Energi Terbarukan, ALPERKLINAS: Transisi Energi Harus Didukung Semua Pihak
PLN Sendiri menyampaikan permohonan maaf kepada warga Desa Watukarung atas gangguan yang dirasakan warga terkait pelayanan listrik.
“Dari PLN, terkait gangguan yang dirasakan kita mohon maaf sebesar-besarnya, dari PLN sudah berusaha agar gangguan terseut sedapat mungkin diminimalkan, kalaupun terjadi gangguan sedapat mungkin kita cepat untuk menyelesaikan untuk menormalkan kembali,”jelasnya.
Terkait dengan jarak penyulang ke Desa Watukarung, PLN mengatakan dari penyulang suplai kabel nanggungan sampai di gunturharjo sepanjang kurang lebih 100 km srikuit.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Namun demikian karena medan yang cukup sulit, PLN mengakui masih berpotensi terjadi gangguan, utamanya pohon.
“Kalau di PLN dengan kabel 3 itu dengan melewati pengunungan atau hutan, dan juga saat ini kabel kita konduktor kita telanjang atau belum terbungkus, jadi masih berpotensi ganguan karena pohon,”tandasnya.
Kondisi seringnya listrik padam di Pacitan, imbuh Romadhon, sebenarnya tidak hanya dirasakan warga Desa Watukarung. Tetapi sejumlah wilayah di Pacitan juga ada yang mengalami. Dan gangguan tersebut, kata Romadhon, kebanyakan karena pohon.