SULTRA.WAHANANEWS.CO, Muna Barat - Anggota Komisi IV DPR, Jaelani, membantu petani di Kabupaten Muna Barat, Sulawesi Tenggara, menerapkan pertanian berbasis kearifan lokal desa dengan memfasilitasi pembuatan pupuk organik.
Jaelani dihubungi di Jakarta, Minggu (2/2/2025) mengatakan bahwa upaya itu dilakukan dengan memberikan pengetahuan kepada petani-petani yang ada di daerah tersebut melalui Rumah Aspirasi Bang Jay, sehingga bisa menciptakan produktivitas pertanian yang sehat hingga mendukung percepatan swasembada pangan.
Baca Juga:
Astra Agro Lestari Kaltim Dukung Swasembada Pangan Lewat Penanaman Jagung Serentak
"Ini langkah awal dan akan terus kita dorong kolaborasi dalam meningkatkan sumber daya pengetahuan petani yang berbasis kearifan lokal," kata Jaelani.
Dia menyampaikan bahwa Rumah Aspirasi Bang Jay memfasilitasi petani di daerah itu dengan memberikan pelatihan pertanian organik yang digelar di Desa Watumelaa, Kecamatan Lawa, kabupaten itu.
"Kami menggelar pelatihan ini selama dua hari dengan menghadirkan pemateri andal dalam pembuatan pupuk dan pakan organik," ucapnya.
Baca Juga:
Pemprov Sulawesi Barat dan Perpadi Komit Dorong Swasembada Pangan Berkelanjutan
Menurut dia, pertanian tidak hanya berbicara ketersediaan lahan dan jenis tanaman. Namun lebih dari itu, sumber daya manusia (SDM) petani sangat penting untuk terus ditingkatkan dan dibekali pengetahuan yang baik.
"Pengetahuan petani ini sangat penting bagaimana pengelolaan tanah serta pemenuhan nutrisi tanaman dari bahan organik yang ada di sekitar kita," jelasnya.
Baginya, selama ini petani ketergantungan dengan pupuk yang mengandung bahan kimia, baik digunakan untuk meningkatkan hasil pertanian hingga menangkal hama tanaman.
Pengendalian hama hingga peningkatan produktivitas hasil dengan menggunakan bahan kimia, lanjut Jaelani, sudah pasti memaksa petani harus mengeluarkan uang yang begitu besar.
"Kondisi ini menambah beban produksi petani. Karena, makin luas wilayah tanamnya, maka makin besar biaya yang dikeluarkan," terang Jaelani.
Selain itu, ancaman masalah kesehatan menjadi salah satu masalah tersendiri dalam penggunaan bahan kimia yang tinggi.
"Untuk itu, saat ini sudah banyak konsumen mulai beralih mengonsumsi hasil pertanian yang mendapatkan perlakuan dari bahan organik," jelasnya.
Lebih lanjut, dia menyebutkan, para pemateri dalam kegiatan itu melatih petani di Muna Barat bagaimana memanfaatkan sumber daya lokal untuk dijadikan sebagai nutrisi tanaman, pengendalian hama dan gulma.
"Banyak tanaman di sekitar kita yang bisa dimanfaatkan untuk dijadikan pupuk dan obat tanaman. Semua organik dan tidak memiliki bahan kimia," katanya.
Ia berharap, lewat pelatihan itu banyak petani di Muna Barat memiliki pengetahuan dalam memproduksi pupuk organik dan pengendalian hama sendiri.
Selain itu, mendorong petani untuk lebih mandiri dan mengurangi biaya produksi yang bergantung pada obat-obatan kimia.
"Semoga kolaborasi ini terus terjalin dalam upaya meningkatkan hasil produksi pertanian di Muna Barat. Hal ini sebagai upaya untuk mendorong daerah ini menjadi salah satu kabupaten lumbung pangan," kata Jaelani.
Di sisi lain, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menilai bahwa kunci kemandirian pangan terletak di desa, yang memegang peranan strategis sebagai ujung tombak penghasil pangan untuk mewujudkan ketahanan pangan berkelanjutan.
"Kami percaya bahwa kunci kemandirian pangan nasional itu berada di desa. Oleh karena itu, dalam menguatkan swasembada pangan, kami mendukung sepenuhnya inisiatif dari semua pihak yang mendorong produktivitas dan kemandirian pangan," kata Arief saat menghadiri Peringatan Hari Desa dan Festival Bangun Desa Bangun Negeri di Desa Cisaat, Subang, Jawa Barat, Selasa (14/1).
Dia menyampaikan bahwa Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto menaruh aspek ketahanan pangan sebagai prioritas utama penunjang perwujudan swasembada pangan.
"Guna mendukung itu, Bapanas turut berkomitmen untuk mendukung terwujudnya visi swasembada pangan tersebut. Salah satunya melalui penguatan desa sebagai basis utama kemandirian pangan," ujarnya.
Sebagaimana arahan Presiden Prabowo, lanjut Arief, swasembada pangan perlu didorong dari tingkat desa, misalnya dengan pengembangan lumbung pangan. Sebagai ujung tombak penghasil pangan, desa memegang peranan strategis dalam mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan.
Menurutnya, swasembada pun dapat dimulai dari tingkat desa yang mampu menunjang ketahanan pangan secara nasional.
"Ini penting supaya cadangan pangan masyarakat desa selalu ada, sehingga hasil panen petani pun selalu terserap," kata Arief.
[Redaktur: Sutrisno Simorangkir]