PLN juga memperoleh pembiayaan dari program Sustainable and Reliable Energy Access Program dari Asian Development Bank (ADB) sebesar USD600 juta.
Ket Foto: Gelaran Konferensi Perubahan Iklim (COP 27) yang dihelat di Sharm El Sheikh, Mesir
Baca Juga:
Sambut Nataru, PLN dan Mitra Siapkan 4.514 SPKLU di 2.862 Titik serta 69.000 Personel di 3.392 Posko Nasional, ALPERKLINAS: Mobil Listrik Aman Dibawa Mudik
Kemudian PLN juga memperoleh dana pinjaman sebesar USD610 juta dari World Bank untuk proyek pumped storage PLTA sebesar 1.040 MW. Proyek ini merupakan pilot project PLN dalam pengembangan PLTA pumped storage di Indonesia.
PLN pun telah menyelesaikan kerangka keuangan hijaunya untuk fasilitas green loan sebesar USD750 juta dengan beberapa bank internasional. Berikutnya, PLN akan menyusun ESG Framework dan ESG Linked Financing.
Sinthya menambahkan, dukungan juga diperlukan dalam early retirement PLTU sebagai salah satu upaya mengakselerasi penurunan emisi. Selain dukungan biaya, dibutuhkan juga kerangka kebijakan yang mengatur early retirement PLTU, jaminan ketahanan energi, dan diberlakukannya mekanisme perdagangan karbon atau pasar karbon.
Baca Juga:
Selain Sumber Energi Listrik, ALPERKLINAS Dorong Masyarakat Dukung Pembangunan PLTSa Atasi Masalah Lingkungan dan Emisi
"Kami selalu terbuka atas peluang kerja sama baik skema investasi maupun pengembangan teknologi untuk mengakselerasi tercapainya target NZE. Kami terus membuka diskusi dengan semua mitra bisnis dengan dukungan penuh pemerintah Indonesia sebagai komitmen nyata Indonesia dalam menurunkan emisi karbon global," pungkas Sinthya. [afs]